Sabtu, 05 Agustus 2023

Puisi

 Pengertian Puisi 

Ø  Pengertian Puisi Menurut KBBI

Puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat yang terkait dengan irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait yang mengandung makna kkhusus.

Ø  Puisi menurut H.B. Jassin

Suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

 

*      Struktur Fisik Puisi (Unsur wujud)

1.      Bentuk:  Berbentuk baris - bait

2.      Diksi: Pemilihan kata indah & memiliki kekuatan makna

3.      Majas: Bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair

4.      Rima: Persamaan bunyi di baris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi

u  Jenis Puisi

1)      Puisi Lama

Puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.

2)      Puisi Baru

Puisi yang tidak terikat oleh aturan    yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

*      Ciri-ciri Puisi Lama

·         Tidak diketahui nama pengarangnya

·         Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan.

·         Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.

*      Jenis Puisi Lama

1)      Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

        Contoh: mantra untuk mengobati orang dari mahluk halus.

                    Sihir lontar pinang lontar

                    Terletak diujung bumi

                    Setan buta jembalang buta

                    Aku sapa tidak berbunyi

2)      Pantun, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri      dari 4 baris, dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi.

        Contoh: pantun nasihat.

                    Sungguh elok emas permata

                    Lagi elok intan baiduri

                    Sungguh elok budi bahasa

                    Jika dihias akhlak terpuji

3)      Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan

Contoh:

Sudah bertemu kasih sayang

Duduk terkurung malam dan siang

Hingga setapak tiada renggang

Tulang sendi habis terguncang

4)      Talibun, yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8 atau 10 baris.

Contoh:

            Anak orang di padang tarap

            Pergi berjalan ke kebun bunga

            Hendak ke pekan hari tiap senja

            Di sana sirih kami kerekap

            Meskipun daunnya berupa

            Namun rasanya berlain juga

*      Ciri-ciri Puisi Baru

·         Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)

·         Persajakan akhir yang teratur

·         Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.

·         Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)

*      Jenis Puisi Baru

1)      Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita.

2)      Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air.

3)      Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu.

4)      Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan /ajaran hidup.

5)      Romansa, adalah puisi yang birisi luapan cinta kasih.

6)      Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

                           7)      Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik. 

Selasa, 24 Juli 2018

Anak Buangan (Puisi)



Anak Buangan
Oleh : Anik Suliatri

Lihatlah !
Ketika malam beranjak matang
Hingga jingganya pagi masih diselimuti awan hitam
Menggumpalnya habis sudah menumpahkan air
Terjaga...

Menelisik hati
Menyisir pertolongan angan
Aku sudah siap !
Lebih terkesiap lagi saat kesadaraan itu mencukil harga diri
Inilah sebenarnya urusan paling pelik
Yang menyergap hubungan hutang budi

Akulah anak buangan
Tak berbapak, tak bertuan
Dipungut dari keputusasaan
Meraba takdir yang kian temaram

Derita hidup lumat dikunyah
Hinaan pun latah ditelan
Hei, nyonya dan tuan !
Boleh ku sampaikan
Hariku rebah jimpah sesak oleh ratapan

Seribu jari menuding begitu tohor dan tak berdasar
Melempar sorot mata penuh duga
Mematut pertanggungjawaban pula
Aduhai wajah-wajah jemawa
Aku lumpish dalam makna kata
Tapi, nyonya dan tuan !
Sekiranya apa salahku pada anda sekalian ?!
Jambi, 22 Juli 2018

Minggu, 10 September 2017

intuisi



Intuisi

Aku tidak ingin berdebat dengan mu tentang benar dan salah. Aku sudah lelah meladeni sejuta tanya yang semakin liar diotakku.
Tentang batu-batu krikil yang sengaja melemparkan diri atau mungkin memang benar-benar tidak disengaja. Terjelas telah berhasil membuatku berjinjit meringis kesakitan. Dengan sengaja aku tidak menangis atau sekedar mengeluh. Itu bukan berarti aku kuat dan ingin terlihat hebat. Tidak sama sekali.
Aku berfikir bahwa setiap insan yang sedang ditinpa masalah tentu memiliki cara tersendiri untuk menghadapi, menanggapi dan menyelesaikannya.
Seperti halnya air mata yang tidak hanya untuk menggambarkan rasa sedih, sakit tapi juga haru, bahagia, simpati atau empati atau hal lainnya. Begitu pula denganku saat merasakan beberapa kerikil telah menyentuh bagian kulit terluarku. Aku berjingkrak-jingkrak mencari celah jalan lai yang dapat ku lalui tanpa merasa kesakitan. Berjingkrak-jingkrak bukan berarti aku bahagia atau hanya ingin terlihat bahwa aku baik-baik saja. Tidak sama sekali.
Berjingkrak-jingkrak yang aku maksud adalah berjalan kesana kemari, berjinjit membuat tubuhku sedikit lebih tinggi dengan mengangkat tumit kecilku dan bagian telapak kaki lain sebagai tumpuan. Tujuannya adalah agar tidak semua bagian telapak kakiku ikut merasakan sakit dan dengan begitu berharap dapat meminimalisir kemungkinan mengenai batu krikil, meskipun tidak tidak selamanya dapat aku hindari.
Bukan seperti versi pandanganmu tentangku. Tidak sama sekali. Sekali lagi, aku bukan ingin terlihat kuat dan hebat. Jujur saja aku masih jauh dari kedua kata itu.
Aku tidak memaksamu untuk bisa memahami dan percaya akan penjelasanku yang hanya terdengar seperti alasan bagimu, karena memang bukan itu tujuan ku. Aku juga tidak peduli lagi dengan pendapatmu mengenai masalah ini. Sebab aku percaya, aku memiliki Allah yang maha kaya yang jauh lebih besar dari masalah itu sendiri.
Ini hanya intuisiku saja
           
                                                                                    Indralaya, 10 September 2017

Minggu, 22 Januari 2017

Puisi masih disini menunggumu



Masih Disini

Oleh : Anik Suliatri

Bak lentera dalam gua gulita
Terpanccar lembut terasa khidmat
Dari sebrang aku berhijrah
Mencari suaka ku temu dirimu

Deru debu bak salju
Menyejuk dan terus mendalam
Gayungpun bersambut
Lembaran mulai berdalih

Adakalnya tersudut
Menepis sendiri menggelayuti asa
Dalam diam semakin mendalam
Ada rasa yang selalu terjaga

Tentang merpati putih yang tak pernah berpaling
Dan hinggap disarang orang
Mungkin rasa tak terbaca oleh mu
Atau hanya aku yang merasa ?
Dan disini aku masih menunggu

Indralaya, 28 Februari 2015